Budaya-Bongkoan

Assalamualaikum teman blogging~
Kali ini saya mau berbagi artikel tentang kebudayaan masyarakat sekitar rumah saya.
Sebenarnya artikel ini saya buat untuk tugas dari salah satu dosen saya, tapi semoga bermanfaat.

Bongkoan, bagi sebagian besar pembaca pasti masih asing dengan istilah ini. Apa sebenarnya arti dari istilah ini? Bongkoan,yang sebenarnya berasal dari kata dasar “bongko” yang kalau orang jawa (khususnya daerah saya) itu adalah sebuah nama makanan yang didalamnya terdapat kedelai dan ampas kelapa yang dikukus sedemikian rupa. Tetapi yang akan saya tulis disini bukanlah artikel tentang makanan, melainkan sebuah budaya masyarakat di daerah asal saya.
Bongkoan yang saya maksud disini adalah sebuah tradisi masyarakat melakukan sedekah dilaut beserta seluruh anggota keluarga dan tetangga, serta membawa bekal makanan pada saat peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW . Seusai melakukan sedekah laut masing-masing berkumpul dengan anggota keluarganya dan membuka bekal makanan untuk disantap bersama-sama. Sebenarnya saya juga kurang mengerti kenapa nama budaya masyarakat ini diambil dari nama sebuah makanan. (?)
Budaya atau tradisi Bongkoan ini dilakukan di sebuah desa tepatnya Dukuh Tuaburu Kidul, Desa Waluyorejo, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen. Hal ini sering diadakan di pantai yang oleh penduduk setempat dinamai pantai Celiring. Pantai Celiring bisa ditempuh hanya sekitar 30 menit dari tempat tersebut.
Bongkoan dahulu dimaknai oleh mereka adalah sebuah tradisi untuk memberi atau bersyukur kepada Tuhan dan para nenek moyang atas segala rizki yang diberikan kepada masyarakat dan atas rasa syukur dilahirkannya Nabi Muhammad SAW sebagai penyelamat umat manusia ke jalan yang diridhoi oleh Alloh SWT.
Budaya Bongkoan di daerah ini sudah dilakukan sejak lama oleh masyarakat sekitar kurang diketahui secara tepatnya). Para tetua didaerah ini biasanya melarung ke laut seperti sesajen, dan sesajenan di pojok-pojok pantai yang mereka anggap keramat. Budaya ini sering dilakukan pada saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Saya sendiri yang pada dasarnya kurang mengerti latar belakang tradisi ini, mengapa tradisi ini dilakukan ada saat Maulid Nabi. Sedangkan Maulid Nabi sendiri iaah peringatan hari lahirnya nabi Muhammad.
Bongkoan dilakukan oleh masyarakat sekitar sebagai suatu acara tahunan. Tetapi seiring dengan berjalanya waktu, dari yang dulunya bongkoan adalah tradisi melarung di laut, sesajenan di pojok-pojok pantai mulai pudar.Saat kakek nenek kami masih dilakukan tradisi ini. Tetapi pada saat sekarang hanya tertinggal budaya memakan makanan bekal yang dibawa dari rumah bersama keluarga dan sanak saudara di tepi pantai.  Alhamdulillah.
Karena semakin majunya teknologi informasi serta berkembangnya pola piker masyarakat yang semakin maju, tradisi melarung dan sesaji dilaut sudah ditinggalkan masyarakat. Karena sebenarnya hal tersebut telah mendekati musyrik. Wallohua’lam.

Share

0 komentar:



Post a Comment